Senin, 02 Januari 2017

PARA PENERIMA BAYARAN GANDA


Landsknecht, Abad 15


Nama mereka adalah Landsknechts, prajurit bayaran yang pakaiannya warna warni dan indah, dengan topi besar berhias bulu dan kumis serta jenggot yang mencuat ujung-ujungnya. Tetapi alam telah mengajarkan kita bahwa yang berwarna terang biasanya beracun, pemahaman itu serupa dengan Landsknecht dan alasan kenapa mereka sangat ditakuti di medan tempur abad 15 akhir dan abad 16 di Eropa. Mereka mendapat reputasi menjadi prajurit bayaran universal di masa awal modern Eropa.
Maximilian I, Kaisar Romawi Suci dari 1493 sampai 1519, adalah yang pertama kali mendirikan resimen prajurit bayaran ini. Ia memanggil Georg von Frundsberg (1473–1528), untuk membantunya mendirikan organisasi Landsknecht. Nantinya von Frundsberg dikenal sebagai “Father of the Landsknechts”—dari berdirinya Landsknechts, kedepannya prajurit ini akan berada di hampir setiap pertempuran abad keenam belas di Eropa. Bahkan terkadang sesama Landsknecht akan bertempur di dua kubu berbeda, tergantung siapa yang menyewa mereka.
Pada dasarnya, Landsknecht didirikan untuk mengimitasi tentara bayaran Swiss yang sudah lebih dulu berjaya, bahkan pelatih Landsknecht adalah seorang instruktor dari Swiss. Dan pada akhirnya memang kejayaan tentara bayaran Swiss mulai menurun. Taktik pasukan Swiss adalah bertarung dengan jarak dekat, tetapi seiring berkembangnya senjata bermesiu dan artileri, mereka bisa dijebol dari jarak jauh dan formasi rusak mereka tinggal dirobek lebih lanjut oleh para Landsknecht. Landsknecht sangat konservatif dalam menggunakan senjata mereka, kebanyakan darinya menggunakan tombak panjang (pike), tetapi dikemudian hari mereka lebih cenderung menggunakan senjata bermesiu daripada pasukan Swiss yang lebih kolot. Landsknecht biasanya berbaris dalam formasi campuran dengan pasukan Spanyol selama masa kepemimpinan Raja Spanyol dan Kaisar Romawi Suci, Charles V. Selain dengan mereka, reputasi Landsknecht menyebar luas. Berikut catatan singkat perjalanan mereka:
-          1490, Landsknecht yang dilatih keras itu berhasil mengalahkan pasukan Frisia yang jumlahnya lebih besar.
-          Juli, 1502, Paul Dolstein menulis tentang pengepungan Älfsborg, bertarung untuk Raja Denmark, ia menulis : “Kita adalah 1800 Jerman, dan diserang oleh 15000 petani Swedia... kita menusuk kebanyakan dari mereka sampai mati.”
-          1521, Spanyol merekrut infanteri Jerman untuk mempertahankan negara mereka dari Prancis. Mereka berpartisipasi di Pertempuran Bicocca dan Pertempuran Marignano dengan performa hebat dan berhasil menggilas tentara bayaran Swiss yang terkenal itu.
-          1525, pertempuran Pavia, Landsknecht juga mendapat kejayaan mereka dan disebut-sebut sebagai pasukan yang pemberani dan loyal.
-          1560, reputasi Landsknecht berangsur-angsur menurun. Dalam perang agama di Prancis dan selama Perang 80 Tahun, keberanian dan kedisiplinan para Landsknecht dikritik. Status mereka juga menderita dari munculnya pasukan baru yang lebih menakutkan, yakni Tercio dari Spanyol. Pasukan Tercio lebih sedikit namun lebih mahal untuk dilatih. Tetapi sebagai catatan, saat dikirim ke Eropa selatan, Landsknecht masih dianggap sebagai pasukan elit.
-          Dalam pasukan pemberontak Belanda, banyak tentara bayaran Jerman ini yang disewa tetapi dipaksa untuk meninggalkan tradisi Landsknecht mereka untuk menjadi lebih disiplin dan mempunyai kemampuan bertarung sesuai yang dibutuhkan.
-          Kebenaran bahwa Landsknecht masih elit, dibuktikan lagi saat mereka disewa oleh King John III dari Navarre dan penerus Henry II dari Navarre selama kampanye militer mereka ‘reconquest Navarre’ (1512-1524). Dalam konteks yang sama, mereka juga bertarung di kubu Charles V dalam Pertempuran Hondarribia (1521-1524) yang mana performa mereka sangat kuat. Selain itu mereka juga disewa dalam banyak pertempuran oleh pasukan Kekaisaran, termasuk oleh Austria (1532), Prancis (1542), Jerman (1547) dan diseluruh perang di Italia.

Pasukan Kaisar Romawi Suci berhasil mengalahkan pasukan Prancis di Italia, tetapi dananya ternyata tidak mencukupi untuk membayar para prajurit. Maka 34.000 pasukan kekaisaran memberontak dan memaksa komandan mereka, Charles III sang Duke dari Bourbon, untuk memimpin mereka ke Roma. Penjarahan Roma berlangsung pada 1527 oleh 6.000 pasukan Spanyol dibawah pimpinan Duke, serta 14.000 Landsknecht dibawah pimpinan Georg von Frundsberg, serta beberapa infanteri dan kavaleri Italia.

Resimen Landsknecht membesar dari 4.000 menjadi 10.000 orang anggotanya tergantung keadaan. Bahkan ada yang bilang Frundsberg mengumpulkan sampai 12.000 orang pada 1526 untuk kampanye militernya di Italia. Koordinasi sangat diperlukan untuk mengontrol mereka, Oberste (kolonel) diberi komisi perekrutan oleh Kaisar untuk membentuk resimen, dengan letnan kolonel dan berbagai staff resimen, dan unit dibelah-belah menjadi Fähnleins (kompi) dengan seorang Hauptmann (captain) sebagai pemimpin setiap kompi, sertaletnan dan Fähnriche (letnan muda). Jajaran lainnya termasuk mayor dari pengadilan militer dan petugas yang bertanggung jawab atas camp followers alias pengikut kamp (staff pembawa barang).
Camp followers, atau disebut Tross, merupakan “kereta barang” yang berjalan bersama setiap unit Landsknecht, membawakan keperluan militer seperti makanan atau barang milik setiap prajurit dan keluarganya. Tross terdiri dari beberapa wanita, anak-anak dan beberapa pengrajin.

SENJATA PARA LANDSKNECHT
Landsknecht dilatih dalam penggunaan senjata tombak panjang (pike) yang terkenal, serta menggunakan formasi kotak yang dikembangkan oleh Pasukan Swiss. Sebagian besar akan menggunakan pike, tetapi bukan berarti itu adalah senjata satu-satunya milik mereka. Beberapa porsi akan bersenjatakan halberd atau Zweihänder (pedang besar dua tangan yang panjangnya mencapai 6 kaki)—Pedang semacam ini dapat digunakan untuk memukul pike ke samping, membuat formasi tebal pikemen menjadi terbuka dan akhirnya bisa dirobek. Beberapa dari prajurit bahkan mempersenjatai diri dengan arquebus dan crossbow untuk memberikan dukungan tembakan dari samping. Malah pasukan Swiss pernah melarang pasukan Landsknecht dalam penggunaan pedang Zweihänder dengan alasan tidak cocok/tidak adil dalam pertempuran melawan pasukan Swiss berformasi tebal, karena satu sabetan lebar dari Zweihänder dapat menjatuhkan paling tidak tiga orang yang saling berdekatan. Selain Zweihänder, Landsknecht juga menggunakan Kriegsmesser (Pisau Perang), yang bentuknya memang mirip pisau dapur yang melengkung tetapi ukurannya sangat besar. Pisau ini biasanya dibawa tanpa sarung pedang.


Doppelsoldner


DOPPELSOLDNER.
Jika Landsknecht sudah elit, maka ada yang lebih elit lagi dari mereka, yakni Doppelsöldner (Penerima bayaran ganda), mereka adalahtentara bayaran berat di Jerman abad 16 yang mengorbankan diri untuk bertarung di garis depan dengan mengambil resiko yang lebih tinggi demi mendapatkan bayaran dua kali lipat. Rasio pasukannya adalah setiap empat Landsknecht akan ada seorang Doppelsöldner.
Zweihänder yang tadi dipaparkan sebenarnya adalah senjata asli seorang Doppelsöldner, bahwa Landsknecht yang menguasai teknik bertarung semacam ini akan bisa dikualifikasi menjadi seorang Doppelsöldner. Persatuan anggar Brotherhood of St. Mark telah memonopoli penggunaan Zweihänder setelah Frederick III, Kaisar Romawi Suci memberikan haknya kepada mereka pada 1487.

pedang Zweihänder besar ini diduga dulunya dipakai para Doppelsöldner untuk menerobos formasi pasukan pike (tombak panjang), terutama pasukan pike Swiss yang terkenal elit, baik dengan mematahkan ujung tobaknya maupun menghadangnya dan langsung menyerang pasukan pike. Kebenaran tradisi ini masih diperdebatkan, tetapi paling tidak legenda itu muncul sekitar abad ke-17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan segala hormat, silahkan berkomentar dengan sopan. mengingat sabda Rasulullah (SAW); "Bicaralah dengan kata-kata yang baik, atau tetap diam."