Landsknecht, Abad 15
Nama mereka adalah Landsknechts,
prajurit bayaran yang pakaiannya warna warni dan indah, dengan topi besar
berhias bulu dan kumis serta jenggot yang mencuat ujung-ujungnya. Tetapi alam
telah mengajarkan kita bahwa yang berwarna terang biasanya beracun, pemahaman
itu serupa dengan Landsknecht dan alasan kenapa mereka sangat ditakuti di medan
tempur abad 15 akhir dan abad 16 di Eropa. Mereka mendapat reputasi menjadi
prajurit bayaran universal di masa awal modern Eropa.
Maximilian I, Kaisar Romawi
Suci dari 1493 sampai 1519, adalah yang pertama kali mendirikan resimen
prajurit bayaran ini. Ia memanggil Georg von Frundsberg (1473–1528), untuk
membantunya mendirikan organisasi Landsknecht. Nantinya von Frundsberg dikenal
sebagai “Father of the Landsknechts”—dari berdirinya Landsknechts, kedepannya
prajurit ini akan berada di hampir setiap pertempuran abad keenam belas di
Eropa. Bahkan terkadang sesama Landsknecht akan bertempur di dua kubu berbeda,
tergantung siapa yang menyewa mereka.
Pada dasarnya, Landsknecht
didirikan untuk mengimitasi tentara bayaran Swiss yang sudah lebih dulu
berjaya, bahkan pelatih Landsknecht adalah seorang instruktor dari Swiss. Dan
pada akhirnya memang kejayaan tentara bayaran Swiss mulai menurun. Taktik
pasukan Swiss adalah bertarung dengan jarak dekat, tetapi seiring berkembangnya
senjata bermesiu dan artileri, mereka bisa dijebol dari jarak jauh dan formasi
rusak mereka tinggal dirobek lebih lanjut oleh para Landsknecht. Landsknecht
sangat konservatif dalam menggunakan senjata mereka, kebanyakan darinya
menggunakan tombak panjang (pike), tetapi dikemudian hari mereka lebih
cenderung menggunakan senjata bermesiu daripada pasukan Swiss yang lebih kolot.
Landsknecht biasanya berbaris dalam formasi campuran dengan pasukan Spanyol
selama masa kepemimpinan Raja Spanyol dan Kaisar Romawi Suci, Charles V. Selain
dengan mereka, reputasi Landsknecht menyebar luas. Berikut catatan singkat
perjalanan mereka:
-
1490,
Landsknecht yang dilatih keras itu berhasil mengalahkan pasukan Frisia yang
jumlahnya lebih besar.
-
Juli,
1502, Paul Dolstein menulis tentang pengepungan Älfsborg, bertarung untuk Raja
Denmark, ia menulis : “Kita adalah 1800 Jerman, dan diserang oleh 15000 petani
Swedia... kita menusuk kebanyakan dari mereka sampai mati.”
-
1521,
Spanyol merekrut infanteri Jerman untuk mempertahankan negara mereka dari
Prancis. Mereka berpartisipasi di Pertempuran Bicocca dan Pertempuran Marignano
dengan performa hebat dan berhasil menggilas tentara bayaran Swiss yang
terkenal itu.
-
1525,
pertempuran Pavia, Landsknecht juga mendapat kejayaan mereka dan disebut-sebut
sebagai pasukan yang pemberani dan loyal.
-
1560,
reputasi Landsknecht berangsur-angsur menurun. Dalam perang agama di Prancis
dan selama Perang 80 Tahun, keberanian dan kedisiplinan para Landsknecht
dikritik. Status mereka juga menderita dari munculnya pasukan baru yang lebih
menakutkan, yakni Tercio dari Spanyol. Pasukan Tercio lebih sedikit namun lebih
mahal untuk dilatih. Tetapi sebagai catatan, saat dikirim ke Eropa selatan,
Landsknecht masih dianggap sebagai pasukan elit.
-
Dalam
pasukan pemberontak Belanda, banyak tentara bayaran Jerman ini yang disewa
tetapi dipaksa untuk meninggalkan tradisi Landsknecht mereka untuk menjadi
lebih disiplin dan mempunyai kemampuan bertarung sesuai yang dibutuhkan.
-
Kebenaran
bahwa Landsknecht masih elit, dibuktikan lagi saat mereka disewa oleh King John
III dari Navarre dan penerus Henry II dari Navarre selama kampanye militer
mereka ‘reconquest Navarre’ (1512-1524). Dalam konteks yang sama, mereka juga
bertarung di kubu Charles V dalam Pertempuran Hondarribia (1521-1524) yang mana
performa mereka sangat kuat. Selain itu mereka juga disewa dalam banyak
pertempuran oleh pasukan Kekaisaran, termasuk oleh Austria (1532), Prancis
(1542), Jerman (1547) dan diseluruh perang di Italia.
Pasukan Kaisar Romawi Suci berhasil mengalahkan
pasukan Prancis di Italia, tetapi dananya ternyata tidak mencukupi untuk
membayar para prajurit. Maka 34.000 pasukan kekaisaran memberontak dan memaksa
komandan mereka, Charles III sang Duke dari Bourbon, untuk memimpin mereka ke
Roma. Penjarahan Roma berlangsung pada 1527 oleh 6.000 pasukan Spanyol dibawah
pimpinan Duke, serta 14.000 Landsknecht dibawah pimpinan Georg von Frundsberg,
serta beberapa infanteri dan kavaleri Italia.
Resimen Landsknecht membesar dari 4.000 menjadi 10.000
orang anggotanya tergantung keadaan. Bahkan ada yang bilang Frundsberg
mengumpulkan sampai 12.000 orang pada 1526 untuk kampanye militernya di Italia.
Koordinasi sangat diperlukan untuk mengontrol mereka, Oberste (kolonel) diberi
komisi perekrutan oleh Kaisar untuk membentuk resimen, dengan letnan kolonel
dan berbagai staff resimen, dan unit dibelah-belah menjadi Fähnleins (kompi) dengan
seorang Hauptmann (captain) sebagai pemimpin setiap kompi, sertaletnan dan
Fähnriche (letnan muda). Jajaran lainnya termasuk mayor dari pengadilan militer
dan petugas yang bertanggung jawab atas camp followers alias pengikut kamp
(staff pembawa barang).
Camp followers, atau disebut
Tross, merupakan “kereta barang” yang berjalan bersama setiap unit Landsknecht,
membawakan keperluan militer seperti makanan atau barang milik setiap prajurit
dan keluarganya. Tross terdiri dari beberapa wanita, anak-anak dan beberapa
pengrajin.
SENJATA PARA LANDSKNECHT
Landsknecht dilatih dalam
penggunaan senjata tombak panjang (pike) yang terkenal, serta menggunakan
formasi kotak yang dikembangkan oleh Pasukan Swiss. Sebagian besar akan
menggunakan pike, tetapi bukan berarti itu adalah senjata satu-satunya milik
mereka. Beberapa porsi akan bersenjatakan halberd atau Zweihänder (pedang besar
dua tangan yang panjangnya mencapai 6 kaki)—Pedang semacam ini dapat digunakan
untuk memukul pike ke samping, membuat formasi tebal pikemen menjadi terbuka
dan akhirnya bisa dirobek. Beberapa dari prajurit bahkan mempersenjatai diri
dengan arquebus dan crossbow untuk memberikan dukungan tembakan dari samping.
Malah pasukan Swiss pernah melarang pasukan Landsknecht dalam penggunaan pedang
Zweihänder dengan alasan tidak cocok/tidak adil dalam pertempuran melawan
pasukan Swiss berformasi tebal, karena satu sabetan lebar dari Zweihänder dapat
menjatuhkan paling tidak tiga orang yang saling berdekatan. Selain Zweihänder,
Landsknecht juga menggunakan Kriegsmesser (Pisau Perang), yang bentuknya memang
mirip pisau dapur yang melengkung tetapi ukurannya sangat besar. Pisau ini
biasanya dibawa tanpa sarung pedang.
Doppelsoldner
DOPPELSOLDNER.
Jika Landsknecht sudah elit,
maka ada yang lebih elit lagi dari mereka, yakni Doppelsöldner (Penerima
bayaran ganda), mereka adalahtentara bayaran berat di Jerman abad 16 yang
mengorbankan diri untuk bertarung di garis depan dengan mengambil resiko yang
lebih tinggi demi mendapatkan bayaran dua kali lipat. Rasio pasukannya adalah
setiap empat Landsknecht akan ada seorang Doppelsöldner.
Zweihänder yang tadi dipaparkan
sebenarnya adalah senjata asli seorang Doppelsöldner, bahwa Landsknecht yang
menguasai teknik bertarung semacam ini akan bisa dikualifikasi menjadi seorang Doppelsöldner. Persatuan anggar Brotherhood of St. Mark
telah memonopoli penggunaan Zweihänder setelah Frederick III, Kaisar Romawi
Suci memberikan haknya kepada mereka pada 1487.
pedang Zweihänder besar ini
diduga dulunya dipakai para Doppelsöldner untuk menerobos formasi pasukan pike
(tombak panjang), terutama pasukan pike Swiss yang terkenal elit, baik dengan
mematahkan ujung tobaknya maupun menghadangnya dan langsung menyerang pasukan
pike. Kebenaran tradisi ini masih diperdebatkan, tetapi paling tidak legenda
itu muncul sekitar abad ke-17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan segala hormat, silahkan berkomentar dengan sopan. mengingat sabda Rasulullah (SAW); "Bicaralah dengan kata-kata yang baik, atau tetap diam."