Attila
the Hun lahir sekitar tahun 406 di Pannonia, sebuah provinsi Kekaisaran Romawi
yang sekarang adalah Transdanubia, Hungaria. Sejarah mengenal namanya sebagai
pemimpin bangsa barbar paling sukses yang membawa nama Hunnic Empire
(Kekaisaran Hun) meninggi ketika ia menggedor Kekaisaran Romawi di timur dan
barat.
“Di sana, ditempat yang sudah kulewati, rumputnya
takkan bisa tumbuh lagi.”
-Attila The Hun.
Saking ditakutinya Attila hingga dirinya mendapat
julukan “The Scourge of God” alias Dewa Bencana, atau Bencana dari Dewa. Nama
julukan yang ia dapat karena reputasinya yang selalu membuat jejak kehancuran
kemanapun ia pergi. Ia dan adiknya, Bleda, dinobatkan menjadi penguasa
Kekaisaran Hun pada 434. Keduanya fokus untuk memperkuat kekaisaran tersebut. Pernah
mereka mencoba menembus Persia untuk memperluas negerinya, tetapi usaha mereka
digagalkan oleh pasukan Sassanid. Kekaisaran Romawi Timur meminta perjanjian
kepada Attila dan setiap tahun membayar upeti sebesar 700 pound emas. Setelah
semua itu, Attila dan adiknya melanggar perjanjian tersebut dan meluncurkan
serangan-serangan disepanjang Sungai Danube hingga ke Kekaisaran Romawi Timur
itu sendiri. Setelah tahun 445, si barbar Attila membunuh Bleda dan menjadi
komandan tunggal untuk seluruh pasukan yang tersebar dari sungai Rhine hingga
Kaspia hingga pojok barat Cina.
Attila
menghancurkan Kekaisaran Romawi Timur dan Theodosius II dipaksa untuk
menyetujui perjanjian damai yang mana ia akan memberikan 2.100 pound emas
setiap tahunnya ke Attila. Selesai di timur, mata Attila kini memindai barat,
menuju Prancis. Ia mengumpulkan pasukan sampai setengah juta orang dan
menginvasi Gaul (Prancis). Setelah semua babak terlewati, akhirnya ia
dikalahkan di Chalons pada tahun 451 oleh Aetius yang bergabung dengan orang
Visigoth. Setahun setelah kekalahannya, yakni pada 452, ia mencoba lagi
menyerang. Kini korban yang dipilihnya adalah Italia utara, memaksa Valentinian
III untuk kabur meninggalkan Roma. Setelah sang Dewa Bencana itu memporak
porandakan banyak kota di Italia utara, ia bertemu dengan Paus Leo I yang
bertindak sebagai duta. Dan atas diplomasi tersebut, Roma pun tidak dirusak
oleh Attila.
Dan seperti kata judulnya,
Attila tidak mati di medan pertempuran melainkan mati karena mimisan. Ceritanya
mengatakan; waktu itu ia sedang makan besar, merayakan pernikahannya dengan
seorang gadis muda yang cantik jelita bernama Ildico, satu dari beberapa istri
yang dipunyai Attila. Dan malam hari pernikahan di tahun 453 itu berakhir
dengan kematian Attila. Bukan dibunuh si istri, kematiannya diduga karena tersedak
darahnya sendiri setelah pesta berat. Tidak ada yang tahu di mana lokasi
penguburannya karena mereka yang menyiapkan makamnya dibunuhi setelah prosesi
pemakaman selesai. Setelah kematiannya, Kekaisaran Hun mulai runtuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan segala hormat, silahkan berkomentar dengan sopan. mengingat sabda Rasulullah (SAW); "Bicaralah dengan kata-kata yang baik, atau tetap diam."