1. Awal-awal dimulainya
perang, Amerika Serikat belum bergabung dengan Inggris Raya dan Prancis. Untuk
membawa Amerika Serikat masuk ke laga perang, agen Inggris menanam
cerita-cerita provokatif di surat kabar Amerika Serikat untuk menanamkan
kemarahan warga Amerika terhadap bangsa Jerman yang tidak bersalah yang tinggal
di Amerika.
2. Selama perang besar
tersebut, ada sekitar 250.000 orang Jerman tinggal di A.S. mereka dipaksa untuk
melakukan pendaftaran di kantor pos dan membawa kartu registrasi tersebut
sepanjang waktu. Dari jumlah itu, 2.000 orang Jerman ditangkap dan ditaruh di
kamp pengasingan. Banyak yang diasingkan ini adalah musisi dari orkestra. Di
sebuah kamp, mereka malah bisa manggung ala Beethoven.
3. Satu-satunya kubu
sekutu yang tidak memberikan kondom ke pasukannya adalah Amerika Serikat. Hukum
Comstock pada saat itu tengah ditegakkan, dan alat pengontrol kelahiran serta
informasi tidak boleh dibawa serta untuk keluar negeri. Alhasil, sekitar
400.000 tentara Amerika Serikat mengidap penyakit kelamin menular.
4. Manfred Von Richthoven
alias Red Baron, memulai karirnya sebagai pasukan kavaleri lancer. Tetapi
ketika unit ini dibubarkan, dia ditransfer ke korps sinyal. Hampir setahun dia
menghabiskan hari-harinya menyambungkan kabel telegraf di sepanjang front
barat, dan bahkan mendapat Iron Cross (3rd Class) untuk ini. Baru pada awal
1915 ia mendaftar di Imperial Air Service dan menjadi ace dengan menjatuhkan 80
musuh. Saat ia ditembak jatuh pada April 1918, pasukan Inggris Raya dan
Australia menguburnya dengan upacara kehormatan militer penuh.
5. Meskipun tidak ada
gencatan senjata resmi selama perang dunia pertama, tetapi gencatan senjata
sering terjadi. Yang paling terkenal dari semuanya adalah gencatan senjata
Natal pada 1914, dimana pasukan Britania Raya dan Jerman keluar dari
parit-parit mereka dan ngobrol satu sama lain di tempat bernama ‘No Mans Land’.
Ada pula laporan yang mengatakan adanya perjanjian damai kecil-kecilan antara
kedua kubu diantara 1915 dan 1916. Di beberapa parit, biasanya tentara
mengadopsi strategi “live and let live”, yaitu mencoba untuk tidak menembak
musuh agar musuh juga tidak menembak mereka. Hal seperti ini diatasi oleh para
komandan dengan cara merotasi pasukannya di seluruh front dan dengan
menggunakan propaganda.
6. Saat menyerang
parit-parit di sepanjang area No mans Land, terbukti perang menjadi mahal
karena kedua kubu mempekerjakan banyak penggali untuk menggali terowongan guna
menyusupi parit lawan, mengambil informasi dari lawan, maupun meledakkan
tambang besar. Ledakan tambang selama perang pembuka di pertarungan Somme
sangat luar biasa sehingga ledakan yang berada di Prancis itu konon bisa
didengar oleh Perdana Menteri Inggris di London, 140 mil jauhnya.
7. Saat tank diperkenalkan
di medan tempur. Muncul dua tipe, yaitu yang menggunakan senapan mesin dan yang
menggunakan meriam. Berikutnya tipe ini dipisahkan dengan nama ‘jantan’ dan
‘betina’. Di akhir perang dunia pertama, teknologi tank sudah dikembangkan,
khususnya pada tank-tank Inggris yang mana mereka sudah menemukan point bahwa
tank harus memiliki armamen lengkap dari meriam sampai senapan mesin. Untuk
menghindari penyebutan tank banci, jadi istilah jantan dan betina pun
dihilangkan.
8. Tentara Inggris
termuda, Sidney Lewis, umurnya baru 12 tahun saat ia bergabung dengan pasukan
setelah berbohong tentang umurnya. Dan dia bukan satu-satunya. Ribuan bocah
dibawah umur berbohong tentang umur mereka untuk bisa bertarung di front.
Beberapa termotivasi oleh patriotisme, tapi kebanyakan justru menggunakan
kesempatan perang ini untuk menghindari kehidupan yang keras.
9. Stereotipe Perang Dunia
1 tentang Inggris adalah, bahwa pasukan Inggris pada masa itu merupakan
“Singa-singa yang dipimpin oleh keledai”, merujuk pada tentara pemberaninya
yang dipimpin oleh Jenderal-jenderal yang tidak berkompeten, yang malah tinggal
bermil-mil di belakang front di suasana mewah. Fakta ini sepenuhnya adalah
Hoax. Faktanya adalah kebalikan, Jenderal Inggris selalu ingin berada di front
depan dan mereka memang tidak diperbolehkan berada di front karena mereka
terlalu berharga untuk mati. Disamping itu, ada 200an Jenderal Inggris
terbunuh, terluka atau ditangkap. Kebanyakan Jenderal Inggris mengunjungi front
setiap hari, dan di pertempuran-pertempuran, mereka berada di medan tempur sama
seperti perang saat ini.
10. Istilah “Dogfight”
berasal dari perang dunia pertama. Pilot pada masa itu harus mematikan mesin
pesawat mereka dari waktu ke waktu untuk mencegah mesin agar tidak kepanasan
dan rusak ketika pesawat harus belok dengan cepat di udara. Saat pilotnya
menyalakan mesinnya lagi di tengah udara, suaranya mesin yang dihasilkan mirip
seperti suara anjing yang menggonggong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan segala hormat, silahkan berkomentar dengan sopan. mengingat sabda Rasulullah (SAW); "Bicaralah dengan kata-kata yang baik, atau tetap diam."