Senin, 02 Januari 2017

KELAS-KELAS GLADIATOR ROMAWI





Ada kelas berbeda untuk gladiator dari masa Romawi kuno. Awal gladiator memang adalah tahanan perang yang diadu untuk rekreasi khalayak, dan mereka mendapat julukan dari negeri asal mereka, misalkan jenis paling awal gladiator adalah Gauls, Samnites, Thraeces (Thracians)— yang dinamai demikian karena menggunakan senjata dan armor tradisional asal negeri mereka. Setiap gladiator dispesialisasikan ke senjata masing-masing dan sangat umum jika satu dan lainnya yang (bersenjata) berbeda diadu dalam sebuah pertempuran. Sebagaimana aturannya, gladiator hanya bertarung melawan gladiator lain dari satu sekolahnya (Ludus), tetapi terkadang seorang gladiator bisa saja diminta untuk bertarung melawan sekolah lainnya. Gladiator yang elit mengenakan armor yang dibuat khusus untuk parade sebelum permainan (Pompa). Gladiator masa Julius Caesar berarmor perak, gladiator masa Domitian berarmor emas yang solid, sedangkan Gladiator masa Kaisar Nero mengenakan armor yang didekorasi dengan batuan amber yang diukir.

Berikut adalah list tentang jenis-jenis gladiator yang masing-masing memiliki gaya bertarung, senjata, dan perlengkapannya sendiri.

ARBELAS – kelas Arbelas hanya didapat dari satu sumber, yaitu sebuah list gladiator dari Lanista C. Salvius Capito pada abad pertama SM. Nama Arbelas berasal dari Arbelai, sebutan untuk pisau berbentuk bulan sabit yang dipakai oleh pembuat sepatu untuk memotong kulit. Arbelas biasanya diadu melawan Retiarii atau melawan sesamanya.

BESTIARIUS – adalah petarung yang melawan binatang, karena kelas ini sebagian besar menghabiskan waktu di arena untuk menghadapi singa atau beruang.


BUSTUARIUS – secara harafiah adalah “petarung makam” (tomb fighter), istilah tersebut merujuk kepada asosiasi tempur gladiator dengan permainan pemakaman (munera) ketimbang gaya bertarung normal.

CESTUS – adalah petarung tangan alias petinju yang mengenakan cestus, yakni sarung tinju kuno yang brutal. Sama seperti petinju sekarang, mereka tidak mengenakan armor.


DIMACHAERUS – dari bahasa Yunani yang berarti “membawa dua pisau”, petarung yang menggunakan dua pedang pada kedua tangannya.


EQUITES – adalah bahasa latin regular untuk horseman alias kavaleri. Bentuk awal gladiator Eques diperlengkapi armor ringan dengan pedang atau tombak. Armor mereka bersisik, serta membawa perisai kavaleri yang bulat dan berukuran sedang (parma equestris)—serta helm bertepi dengan dua bulu sebagai dekorasi namun tanpa jambul. Bentuk akhir, mereka mendapat tambahan pelindung kaki dan lengan, dengan pakaian tunik berikat pinggang. Umumnya, Equites hanya bertarung melawan sesama jenisnya.


ESSEDARIUS – dari bahasa latin yang berarti kereta perang Celtic, essedum. Pertama kali dibawa ke Roma dari Britania oleh Julius Caesar. Essedarii muncul sebagai petarung arena di banyak inskripsi setelah abad pertama. Mereka bertempur dari kereta perang.


HOPLOMACHUS – dari bahasa Yunani yang berarti petarung bersenjata. Ia mengenakan cawat, ikat pinggang, pembungkus kaki berlapis yang menyerupai celana, pelindung lengan, dan pelindung tangan (pada tangan yang memegang pedang), serta helm bertepi yang bisa dihiasi jambul dan bulu-bulu pada atasnya atau pada setiap sudutnya. Ia dipersenjatai dengan gladius (pedang tipikal Romawi) dan perisai bulat yang sangat kecil. Ia juga membawa sebuah tombak yang biasanya dilempar pertama kali sebelum maju untuk menyerang dari jarak dekat. Mereka biasanya dipasangkan untuk bertarung melawan Murmillo atau Thraeces.


GLADIATRIX – adalah gladiator perempuan. Apapun kelasnya, jika perempuan maka dinamai Gladiatrix.


LAQUEARIUS – semacam Retiarius yang mencoba menangkap lawannya dengan lasso (bukannya jaring seperti Retiarius). Ia diperlengkapi juga dengan pisau untuk menusuk lawan yang sudah tertangkap lassonya.


MURMILLO – mengenakan helm bergaya ikan dengan jambul yang mirip sirip. Ceritanya, Murmillo memang bersimbol ikan dan pasangannya biasanya Retiarius si penjaring (menggambarkan nelayan yang harus menangkap ikan)—selain helm tadi, Murmillo mengenakan pelindung lengan, cawat dan ikat pinggang, kain pelindung betis pada kaki kanannya, dan ikatan kain yang tebal yang mengikat punggung kakinya, serta pelindung lutut yang sangat pendek, membiarkan pahanya terbuka. Mereka adalah diantara gladiator yang memiliki armor berat. Senjatanya adalah sebuah gladius dan perisai besar ala legiuner. Selain dipasangi dengan Retiarius, Murmillo bisa juga dipasangi untuk beradu dengan Thracia atau Hoplomachus.


PARMULARIUS – bukanlah sebutan untuk satu tipe gladiator, tetapi merujuk ke setiap gladiator yang membawa Parmula (perisai kecil). Hoplomachus atau Thraex termasuk dalam kelas ini juga. Karena hanya diperlengkapi perisai kecil, jadi Parmularius cenderung memakai sepasang pelindung betis yang panjang.

PROVOCATOR – seperti namanya, Provocator berarti sang penantang. Di masa akhir Republik dan masa awal Imperial, armamen mereka menjiplak seragam pasukan Legiuner. Tetapi seiring mendekati akhir masa Imperial, armamen mereka mulai berubah meninggalkan kemiripannya dengan seragam militer. Mereka mengenakan cawat, ikat pinggang, pelindung panjang di kaki kiri, sebuah manica (pelindung lengan) di lengan kanan, dan helm berlidah (seperti topi) tanpa jambul atau tepi, tetapi dengan sepasang bulu di setiap kanan dan kirinya. Mereka adalah satu-satunya tipe gladiator yang dilindungi oleh armor tubuh (breastplate) yang biasanya bentuknya persegi, dan nantinya berubah menjadi bentuk bulan sabit yang hanya melindungi dada atas mereka saja. Mereka bersenjatakan perisai persegi yang tinggi dan sebuah pedang gladius. Mereka hanya dipasangkan untuk melawan sesama Provocator saja.


RETIARIUS – Si petarung jaring. Dikembangkan pada awal periode Augustan. Ia membawa trident dan sebuah jaring. Mengenakan cawat yang terikat oleh ikat pinggang besar, juga dilindungi oleh pelindung lengan yang lebih besar, mencakup bahu sampai seluruh lengan kirinya, tetapi sebagai gantinya ia harus bertarung tanpa perlindungan helm. Terkadang perisai logam dipasang ke bahu kirinya untuk menambah perlindungan leher dan wajah bagian bawah. Selain dipasangkan dengan Murmillo, Retiarius biasanya dipasangkan oleh dua orang Secutor di satu pertarungan (1 vs 2)—Retiarius akan berdiri di sebuah jembatan atau panggung bertangga, disediakan untuknya setumpuk batu untuk ditimpukkan ke lawannya. Tugasnya adalah menahan posisinya, sedangkan tugas dua orang Secutor tadi adalah untuk merobohkan panggung dan menyerangnya. Panggungnya disebut pons (artinya jembatan), dan biasanya sengaja dibuat di atas air.


RUDIARIUS –gladiator yang telah mendapatkan kebebasannya, akan mendapat pedang kayu (rudis) atau tongkat kayu. Tetapi jika dia ingin dirinya tetap menjadi gladiator, ia akan masuk ke kelas Rudiarius. Kelas mereka sangat terkenal di khalayak sebagai jawara karena mereka telah melewati setiap pertarungan sebelumnya dengan pengalaman segudang tentang dunia aduan di arena. Tidak semua Rudiarii melanjutkan untuk bertarung, ada hirarki bagi rudiarii untuk menjadi pelatih, pembantu, wasit, dan tentu saja, petarung.


SAGITTARIUS – adalah pemanah yang menaiki kuda, bersenjatakan busur panah refleks yang sanggup melesatkan anak panah dari jarak luar biasa.


SAMNITE –adalah tipe awal petarung berarmor berat yang kelasnya menghilang di awal periode imperial. Mereka adalah liga suku-suku Italia yang kuat dari wilayah Campania yang telah diperangi Romawi dalam peperangan besar antara 326 dan 291 SM. Mereka diperlengkapi oleh Scutum, alias perisai persegi yang panjang, helm berbulu, sebuah pedang pendek, dan bisa saja mengenakan sebuah pelindung kaki untuk kaki kirinya. Dikatakan berulang kali, bahwa Samnite mungkin adalah kelas yang paling untung, karena mendapat perisai besar dan pedang yang bagus.


SCISSOR –menggunakan pedang pendek spesial di tangan kirinya. Pedang tersebut unik bentuknya yang mana seluruh tangan kiri dapat masuk ke tabung besinya dan memegang pegangan di dalamnya, di luarnya, bilah pisau pedang unik ini berbatang baja dengan pisau berbentuk setengah lingkaran yang didesain untuk merobek lawan. Di tangan kanannya, ia memegang pedang. Dengan kedua senjata ini, dispekulasikan bahwa cara bertarung Scissor adalah untuk menjebak lawan antara kedua senjatanya dan memotong lengan lawan tersebut seperti gunting yang memotong sebuah objek.


SCUTARIUS – atau Scutari, bukanlah tipe satu gladiator tetapi semua gladiator yang menggunakan perisai besar, contohnya scutum. Murmillo dan Secutor masuk dalam kelas Scutarius. Kebalikan dari Parmularius (kelas yang memasukkan segala gladiator berarmor kecil), para Scutari hanya boleh menambah perlindungan yakni dengan sebuah pelindung lutut yang kecil pada kaki kanan mereka.

SECUTOR – atau si pengejar. Dikembangkan untuk melawan Retiarius, mereka adalah varian dari Murmillo, mengenakan senjata dan armor yang juga sama dengan Murmillo. Bedanya, helm Secutor melindungi seluruh kepala tetapi dua lubang matanya sengaja dibolongi untuk melindungi wajahnya dari garpu tipis dari trident yang dimiliki Retiarius. Helmnya juga bundar dan halus teksturnya, membuat agar jaring Retiarius tidak mudah menyangkut.


TERTIARIUS –di beberapa permainan, tiga orang dipertandingkan untuk melawan satu sama lainnya. Dua orang pertama akan bertarung dan yang menang akan berhadapan dengan orang ketiga, disebut Tertiarius (orang ketiga). Jika pada sebuah pertarungan seorang gladiator tidak bisa bertarung, maka Tertiarius juga boleh menjadi pengganti untuk menggantikan gladiator tersebut bertanding.

THRAEX – bentuk jamaknya adalah Thraeces alias Thracians. Mengenakan armor pelindung yang sama seperti yang dikenakan Hoplomachus, tetapi helm berbingkai luas yang menutupi seluruh kepala mereka bergayakan seekor Griffin yang kepalanya mencuat menjadi jambul tinggi. Griffin adalah binatang mitologi, sahabat dari Dewi dendam, Nemesis. Perisainya kecil (parmula) dan mengenakan pelindung lutut yang panjang. Senjatanya adalah Sica atau Falx, yakni pedang Thracia yang melengkung. Mereka dikenalkan sebagai pengganti gladiator kelas Gauls setelah bangsa Gaule membuat pernyataan damai dengan Romawi. Mereka biasanya bertarung melawan Murmillo atau Hoplomachus.


VELITES – artinya skirmisher (petarung kecil-kecilan), adalah tipe gladiator pejalan kaki yang masing-masing membawa sebuah tombak yang dipasangkan ke sebuah tali kulit untuk membantu melemparnya. Mereka dinamakan sesuai dengan nama tentara Republik.






PARA PEMBANTU DAN PENYELENGGARA ACARA

ANDABATAE – kelas Andabatae mengenakan helm dengan satu lubang mata, ia digiring ke pertempuran hanya untuk sorak sorai penonton, dan bukan menjadi bagian asli dari kontes gladiator.

EDITOR –adalah orang yang membiayai atau menyelenggarakan ajang gladiator. Mereka juga yang mengumpulkan masa untuk menonton ajang tersebut. Selain Editor, ada pula Producer. Di era moderen, Editor dan Producer menjadi nama jabatan yang tidak asing untuk memprakarsai sebuah ajang/pertunjukan.

LANISTA –adalah pemilik sekaligus pelatih pasukan gladiator. Dialah yang membeli budak untuk dijadikan gladiator, dan bekerjasama dengan Producer dan Editor untuk menyelenggarakan sebuah ajang aduan di arena. Profesi ini seringkali menjanjikan banyak keuntungan, tetapi di kelas sosial, Lanista setara derajatnya dengan seorang Leno (germo) karena pekerjaan mereka sejatinya adalah “penjaja daging manusia”.

LORARIUS – berasal dari kata lorum, berarti tali kulit, atau cambuk, adalah pembantu/petugas yang mencambuki para petarung yang segan-segan atau mencambuki binatang agar terpancing amarahnya untuk bertarung.

PAEGNIARIUS –mereka bukanlah petarung yang bertarung secara serius dengan senjata mematikan, melainkan hanya penghibur yang mempertontonkan “duel” selama jam istirahat. Dialah yang menjadi penghibur untuk penonton selama para gladiator beristirahat. Dia tidak memiliki helm atau perisai, tetapi mengenakan ikatan kain yang melindungi kaki bagian bawah dan kepalanya. Orang-orang seperti ini biasanya adalah yang menikmati hidup panjang. Sebuah tulisan pada batu nisan Paegniarius bernama Secundus tertulis; Ia hidup selama 99 tahun, 8 bulan, dan 18 hari.

RUDIS –wasit arena, atau asisten wasit. Namanya merujuk kepada tongkat kayu (rudis) yang mereka gunakan untuk memisahkan para petarung. Wasit senior atau pelatih dikenal dengan nama Summa Rudis (High Referee).

VENATOR – namanya berarti pemburu. Adalah mereka yang dikhususkan untuk memburu binatang liar untuk nantinya diadu dengan gladiator Bestiarius. Selain menangkapi binatang, Venator juga melakukan atraksi di arena seperti atraksi sirkus, misalnya memasukkan tangan mereka ke mulut singa, mengendarai unta sambil membawa singa (yang dirantai seperti anjing), serta membuat gajah berjalan di atas tali yang tegang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan segala hormat, silahkan berkomentar dengan sopan. mengingat sabda Rasulullah (SAW); "Bicaralah dengan kata-kata yang baik, atau tetap diam."